Friday, 22 August 2014

Pengamatan Osmosis Sel Kentang


I.                   TUJUAN

ü  Mengamati peristiwa osmosis pada sel kentang
ü  Mengamati terjadinya turgiditas pada sel kentang
ü  Mengamati terjadinya krenasi pada sel kentang

II.                DASAR TEORI
Secara luas, proses osmosis diartikan sebagai proses perpindahan pelarut melewati sebuah membran semipermeabel. Secara sederhana, osmosis dapat diartikan sebagai proses difusi air sebagai pelarut, melewati sebuah membran semipermeabel. Masuknya air ini dapat menyebabkan tekanan air yang disebut tekanan osmotik. Pada sel tanaman disebut tekanan turgor.
Terdapat tiga sifat larutan yang dapat menentukan pergerakan air pada osmosis, yaitu hipertonik, hipotonik, dan isotonik. Suatu larutan dikatakan hipertonik jika memiliki konsentrasi zat terlarut lebih tinggi dibandingkan larutan pembandingnya. Dalam hal ini, larutan pembanding akan bersifat hipotonik karena memiliki konsentrasi zat terlarut lebih kecil. Larutan isotonik, memiliki konsentrasi zat terlarut yang sama dengan larutan pembanding.
Osmosis adalah proses perpindahan air dari zat yang berkonsentrasi rendah (hipotonis) ke larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis) melalui membrane semipermeabel, sehingga didapatkan larutan yang berkonsentrasi seimbang (isotonis).
Bila sel memiliki konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (sedikit air atau hipertonik) daripada di luar sel, maka air yang ada di luar sel akan masuk ke dalam sel. Peristiwa masuknya air ke dalam sel tersebut dapat mengakibatkan pecahnya sel pada sel hewan (hemolisis). Sedangkan, pada sel tumbuhan, sel hanya akan menggembung karena ditahan oleh dinding sel. Konsentrasi air yang tinggi di luar sel disebut hipotonik.
Sedangkan, bila sel memiliki konsentrasi zat terlarut lebih rendah (banyak air) daripada di luar sel, maka air yang ada di dalam sel akan keluar sel. Keluarnya air dari sel akan mengakibatkan sel mengerut. Pada sel hewan, mengerutnya sel ini disebut krenasi, sedangkan pada sel tumbuhan disebut plasmolisis.
Pergerakan molekul air melalui membran semipermeabel selalu dari larutan hipotonis menuju ke larutan hipertonis sehingga perbandingan konsentrasi zat terlarut kedua larutan seimbang (isotonik). Misalnya, sebuah sel diletakkan di dalam air murni. Konsentrasi zat terlarut di dalam sel lebih besar (hipertonik) karena adanya garam mineral, asam-asam organik, dan berbagai zat lain yang dikandung sel. Dengan demikian, air akan terus mengalir ke dalam sel sehingga konsentrasi larutan di dalam sel dan di luar sel sama. Namun, membran sel memiliki kemampuan yang terbatas untuk mengembang sehingga sel tersebut tidak pecah. Pada sel darah merah, Peristiwa ini disebut hemolisis. Pada sel tumbuhan, peristiwa ini dapat teratasi karena sel tumbuhan memiliki dinding sel yang menahan sel mengembang lebih lanjut. Pada sel tumbuhan keadaan ini disebut turgid. Keadaan sel turgid membuat tanaman kokoh dan tidak layu.
Di alam, air jarang ditemukan dalam keadaan murni, air selalu mengandung garam-garam dan mineral-mineral tertentu. Dengan demikian, air aktif keluar atau masuk sel. Hal tersebut berkaitan dengan konsentrasi zat terlarut pada sitoplasma. Pada saat air di dalam sitoplasma maksimum, sel akan mengurangi kandungan mineral garam dan zat-zat yang terdapat di dalam sitoplasma. Hal ini membuat konsentrasi zat terlarut di luar sel sama besar dibandingkan konsentrasi air di dalam sel.
Jika sel dimasukkan ke dalam larutan hipertonik, air akan terus-menerus keluar dari sel. Sel akan mengerut, mengalami dehidrasi, dan bahkan dapat mati. Pada sel tumbuhan, hal ini menyebabkan sitoplasma mengerut dan terlepas dari dinding sel. Peristiwa ini disebut plasmolisis. Dengan demikian, pada saat tertentu, sel perlu meningkatkan kembali kandungan zat-zat dalam sitoplasma untuk menaikkan tekanan osmotik di dalam sel. Cara sel mempertahankan tekanan osmotiknya ini disebut osmoregulasi.

III.             ALAT DAN BAHAN
a.       Alat
1.      Cutter/ pisau
2.      Penggaris
3.      Gelas aquades
4.      Tisu
5.      Sendok makan

b.      Bahan
1.      Kentang
2.      Garam
3.      Aquades

IV.             CARA KERJA
a.       Mengupas umbi kentang lalu memotong berbentuk dadu dengan ukuran 1 cm x 1 cm x 1 cm sebanyak empat buah.
b.      Merendam potongan umbi kentang selama sehari ke dalam gelas aqua yang berisi:
a)      Gelas I     → aquades
b)      Gelas II    → satu sendok makan garam
c)      Gelas III → dua sendok makan garam
d)     Gelas IV  → tiga sendok makan garam
c.       Mengangkat potongan umbi kentang yang telah direndam lalu tiriskan di atas tisu.
d.      Mengamati dan mencatat perbedaan umbi kentang setelah direndam.

V.                DATA HASIL PENGAMATAN

NO.
PERLAKUAN
KONDISI FISIK PADA KENTANG
SEBELUM DIRENDAM
SESUDAH DIRENDAM
1.
Rendaman kentang dengan aquades.
v  Warna kuning cerah
v  Tekstur padat
v  Permukaan halus
v  Warna kuning pucat
v  Tekstur padat, mengembang
v  Permukaan halus
2.
Rendaman kentang dengan larutan garam   (1 sendok makan)
v  Warna kuning cerah
v  Tekstur padat
v  Permukaan halus
v  Warna kuning dengan bercak-bercak kehitaman
v  Tekstur agak lembek
v  Permukaan agak kasar
v  Sedikit mengkerut

3.
Rendaman kentang dengan larutan garam   (2 sendok makan)
v  Warna kuning cerah
v  Tekstur padat
v  Permukaan halus
v  Warna kuning pucat kehitaman
v  Tekstur lembek
v  Permukaan kasar
v  Mengkerut, bertambah kecil
4.
Rendaman kentang dengan larutan garam     (3 sendok makan)
v  Warna kuning cerah
v  Tekstur padat
v  Permukaan halus
v  Warna keputihan dengan bercak-bercak hitam
v  Tekstur sangat lembek
v  Permukaan sangat kasar
v  Ukuran semakin kecil

VI.             ANALISA DATA

            Dari percobaan yang telah dilakukan, sel kentang mengalami perubahan, sebagian kentang mengalami pertambahan berat, namun ada kentang yang mengalami pengurangan berat. Hal ini terjadi karena air bersifat hipotonis maupun hipertonis terhadap sel kentang.
             Yang terjadi pada sel kentang setelah dimasukkan ke dalam air murni, kentang mengalami perubahan berat, yaitu kentang bertambah bertambah beratnya. Potongan kentang yang direndam di dalam air aquades yang bersifat hipotonis, akan menyebabkan air tersebut masuk ke dalam sel-sel kentang melalui membrane sel dari kentang sehingga kentang bertambah besar dan warnanya menjadi kuning pucat. Hal tersebut terjadi karena adanya peristiwa turgiditas, yaitu proses masuknya air ke dalam sel-sel tumbuhan sehingga akan menyebabkan tekanan. Tekanan tersebut yang menyebabkan potongan kentang bertambah besar.Hal ini terjadi pada gelas I.
                   Pada gelas II yang diberi satu sendok garam menyebabkan zat pelarut (air) menjadi larutan yang cenderung hipertonis. Hal tersebut membuat larutan di dalam sel kentang akan tertarik keluar sehingga kentang akan mengkerut dan warnanya berubah menjadi kuning kehitaman. Tekstur kentang pada gelas II juga berubah, semula yang bertekstur padat dan permukaannya halus menjadi agak lembek dan permukaannya menjadi sedikit kasar.
                   Pada gelas percobaan III, diberi dua sendok makan garam. Sama dengan peristiwa yang terjadi di gelas II, namun ada perbedaan dalam ukuran, warna, juga tekstur kentang.Potongan kentang yang direndam pada gelas III berwarna kuning pucat kehitaman dan berukuran lebih kecil dari kentang di gelas II.Sedangkan teksturnya lebih lembek dan permukaannya juga lebih kasar. Hal ini terjadi karena jumlah garam yang dilarutkan ke dalam air lebih banyak dibanding dengan gelas II, sehingga larutannya lebih bersifat hipertonis.
                   Dan pada gelas ke-IV yang diberi tiga sendok makan garam, potongan kentang yang direndam di dalam larutan ini berukuran paling kecil dibandingkan dengan potongan kentang pada gelas I, II, maupun III.Warnanya pun lebih pucat dan bintik-bintik hitamnya lebih banyak. Sedangkan teksturnya sangat lembek dan permukaannya menjadi sangat kasar.Hal ini disebabkan karena jumlah garam yang dilarutkan lebih banyak, yaitu tiga sendok makan.
                   Berdasarkan percobaan di atas, dapat diketahui bahwa peristiwa turgiditas terjadi pada gelas I dengan zat pelarut air yang merupakan larutan hipotonis.Sedangkan pada gelas II, III, dan IV terjadi peristiwa plasmolysis yang zat pelarutnya merupakan larutan yang bersifat hipertonis. Peristiwa plasmolysis dipengaruhi oleh banyaknya zat hipertonis yang dilarutkan, atau seberapa tinggi konsentrasi zat pelarutnya.
                Dari data hasil pengamatan hasil osmosis di atas menunjukkan bahwa gelas I, II, III, dan IV terjadi peristiwa osmosis di mana terjadi perpindahan. Adapun factor factor yang mempengaruhi proses osmosis ada 5 yaitu dalam percobaan I ni factor yang diamati hanya perbedaan volume zat yang diamati sebagai variable control.

VII.          DISKUSI
1.             Air dan sel kentang yang kamu bawa itu untuk mengamati proses apa? Jelaskan!
Jawab :
Osmosis. Karena terjadi proses perpindahan air dari zat yang berkonsentrasi rendah (air murni) ke larutan yang berkonsentrasi tinggi (air bercampur larutan garam) melalui membrane semipermeabel, sehingga didapatkan larutan yang berkonsentrasi seimbang (isotonis).

2.             Sebutkan factor yang mempengaruhi air murni bisa masuk ke sel kentang!
Jawab :
·            Air bersifat hipotonis terhadap sel kentang.
·             Sel kentang kemasukan air

3.             Apakah pada gelas satu terjadi turgiditas? Jelaskan!
Jawab :
Ya. Dikarenakan masuknya air ke dalam sel kentang sehingga akan menyebabkan tekanan. Tekanan tersebut yang menyebabkan potongan kentang bertambah besar. Serta mengembang/ menegangnya dinding sel kentang karena berada pada larutan hipotonis (air murni).

4.             Gelas manakah yang terjadi tanda-tanda krenasi / kentang menghitam?
Jawab :
Gelas II, III, dan IV.

5.             Jelaskan prediksimu pada gelas nomor berapa akan terjadi plasmolisis!
Jawab :

            Proses plasmolysis terjadi pada gelas II, III, dan IV.  Keadaan kentang yang semula sebelum dimasukkan warnanya kuning cerah , padat , permukaan halus setelah direndam selama 24 jam keadaan berubah : sel kentang menyusut , warnanya kuning pucat kehitaman , hal ini disebabkan karena cairan didalam sel kentang  keluar. Membrane sel kentang akan terjadi pengkerutan atau krenasi yang akhirnya membrane sel kentang lepas dari dinding sel.

VIII.       KESIMPULAN

                 Osmosis adalah proses perpindahan air dari zat yang berkonsentrasi rendah (hipotonis) ke larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis) melalui membrane semipermeabel, sehingga didapatkan larutan yang berkonsentrasi seimbang (isotonis).

                Proses masuknya air aquades ke dalam sel kentang yang menyebabkan kentang bertambah besar disebut peristiwa turgiditas. Sedangkan proses keluarnya cairan sel karena pengaruh larutan garam yang hipertonis disebut peristiwa plasmolysis.