A. Judul Penelitian
Kebencian Terhadap Karakter Seseorang
B. Latar Belakang Penelitian
Berdasarkan pengalaman kami, setiap manusia pasti memiliki rasa benci terhadap seseorang. Faktor penyebabnya antara lain:
- Karakter / kepribadian
Kepribadian adalah suatu susunan dari unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu.
Berdasarkan pengertian kepribadian dari beberapa ahli di atas maka kepribadian adalah sebagai berikut.
i. Kepribadian merupakan abstraksi dari pola perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari.
ii. Kepribadian merupakan cirri watak yang khas dan konsisten sebagai identitas seorang individu.
iii. Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap, dan sifat lain yang khas pada saat seseorang berhubungan dengan orang lain.
- Pembentukan Kepribadian
a) Soerjono Soekanto
Secara sosiologis, kepribadian terbentuk melalui proses sosialisasi yang dimulai sejak seseorang dilahirkan sampai menjelang akhir hayatnya. Sehingga melalui proses sosialisasi seorang individu mendapatkan pembentukan sikap dan perilaku yang sesuai dengan perilaku kelompoknya.
b) Roucek dan Warren
Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian seseorang individu adalah sebagai berikut :
1. Faktor Biologis
Misalnya, seseorang yang mempunyai cacat fisik bawaan sejak ia dilahirkan maka hal ini akan menimbulkan sifat rendah diri sehingga kepribadian orang tersebut akan tertutup.
2. Faktor psikologis
Faktor psikologis seperti pemarah dan agresif akan mempengaruhi kehidupan seseorang hingga bisa menyebabkan terbentuknya kepribadian dalam wujud ketidaksabaran perilaku.
3. Faktor sosiologis
Kamu dapat lihat pada perbedaan masyarakat gemeinschaff dan masyarakat gesselchaff. Perilaku masyarakat gemeinschaff cenderung ramah, memiliki solidaritas tinggi, saling mengenal dengan dekat, dan rasa kebersamaan yang sangat kuat. Sedangkan masyarakat gesselschaff terlihat berperilaku individual, tidak saling mengenal dengan dekat, rasa solidaritas, rendah dan rasa kebersamaan yang kurang.
c) Koentjaraningrat
Pembentukan kepribadian seseorang dipengaruhi oleh unsur-unsur berikut ini :
ü Unsur pengetahuan yang bersumber dari pola piker yang rasional.
ü Unsur perasaan yang bersifat positif maupun negatif terhadap suatu hal atau keadaan yang terjadi.
ü Unsur naluri atau dorongan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup baik yang bersifat jasmaniah maupun rohaniah.
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian seorang adalah sebagai berikut:
Ø Warisan Biologis (Keturunan)
Ø Lingkungan Fisik
Ø Warisan Sosial
Ø Pengalaman Kelompok
- Proses Pembentukan Kepribadian
a. Masa Anak-Anak
Sejak dilahirkan seorang anak (terutama balita) hidupnya sangat tergantung kepada perlindungan dan bantuan orang tua serta saudara-saudara dekat di lingkungan keluarganya.Ia belajar menirukan apa-apa yang diajarkan orang tuanya, mulai dari belajar makan, belajar berbicara, belajar bertindak, dan berperilaku.
b. Masa Remaja
Tahapan ini merupakan kelanjutan yang lebih tinggi dari teknik bermain peran pada masa anak-anak. Seorang remaja tidak hanya bisa meniru peran seseorang yang diidolakannya, akan tetapi sudah mengidentifikasikan dirinya, seolah-olah ia sudah menyamakan (identik) dirinya sebagai tokoh idolanya.
c. Masa Dewasa
Pada tahapan ini seorang individu dewasa diharapkan sudah menyelaraskan dan menyesuaikan dirinya dengan pola sosial budaya masyarakat tempat ia hidup. Individu yang sudah memperoleh status dan peran yang mantap, sehingga ia mejadi anggota penuh dari masyarakatnya.
- Sikap dan perilaku
Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau genetika. Perilaku seseorang dikelompokkan ke dalam perilaku wajar, perilaku dapat diterima, perilaku aneh, dan perilaku menyimpang.
Dalam sosiologi, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak ditujukan kepada orang lain dan oleh karenanya merupakan suatu tindakan sosial manusia yang sangat mendasar. Perilaku tidak boleh disalahartikan sebagai perilaku sosial, yang merupakan suatu tindakan dengan tingkat lebih tinggi, karena perilaku sosial adalah perilaku yang secara khusus ditujukan kepada orang lain. Penerimaan terhadap perilaku seseorang diukur relatif terhadap norma sosial dan diatur oleh berbagai kontrol sosial.
Dalam kedokteran perilaku seseorang dan keluarganya dipelajari untuk mengidentifikasi faktor penyebab, pencetus atau yang memperberat timbulnya masalah kesehatan. Intervensi terhadap perilaku seringkali dilakukan dalam rangka penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif. Salah satu contoh dari sikap dan perilaku adalah prasangka. Prasangka atau prejudice merupakan suatu istilah yang mempunyai berbagai makna. Namun dalam kaitannya dengan hubungan antarmanusia tertentu atas dasar dugaan bahwa individu tersebut mempunyai ciri-ciri yang tidak menyenangkan yang sering dibincangkan oleh orang lain. Sikap ini dinamakan prasangka sebab dugaan yang dianut orang yang berprasangka tidak didasarkan pada pengetahuan, pengalaman ataupun bukti-bukti yang memadai.
Menurut Banton, dalam hal tertentu istilah prasangka mempunyai makna hampir serupa dengan istilah antagonisme dan antipati. Beda utamanya ialah bahwa antagonisme atau antipati dapat dikurangi atau diberantas melalui pendidikan, sedangkan sikap bermusuhan pada orang yang berprasangka bersifat tidak rasional dan berada di bawah sadar seseorang hingga susah diubah meskipun orang yang berprasangka tersebut diberi penyuluhan, pendidikan atau bukti-bukti yang menyangkal kebenaran prasangka yang dianut. Terkadang, orang yang suka berprasangka malah menjadi dibenci orang karena sifatnya yang suka mengecap jelek pada individu lain yang belum tentu kebenarannya.
Sikap seseorang yang dipandang tidak sesuai dengan etika atau yang tidak dapat diterima oleh individu lain merupakan hal yang menimbulkan kebencian terhadap seseorang. Biasanya perasaan ini akan timbul di ruang lingkup sekitar orang tersebut yang sudah mengerti kebiasaan apa saja yang ia lakukan.
C. Rumusan Masalah
Apakah karakter dan sikap manusia berpengaruh terhadap kebencian seseorang?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
ü Untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat luas tentang dampak karakter dan perilaku terhadap perasaan seseorang
ü Untuk memberitahu kepada masyarakat luas tentang faktor-faktor pembentuk kepribadian
ü Untuk memberitahu kepada masyarakat luas tentang pandangan orang terhadap sikap seseorang
ü Memberikan cara-cara supaya tidak timbul rasa benci terhadap seseorang
E. Tinjauan Kepustakaan
Kebencian merupakan sebuah emosi yang sangat kuat dan melambangkan ketidaksukaan, permusuhan, atau antipati untuk seseorang, sebuah hal, barang, atau fenomena. Hal ini juga merupakan sebuah keinginan untuk, menghindari, menghancurkan atau menghilangkannya. Kadangkala kebencian dideskripsikan sebagai lawan daripada cinta atau persahabatan; tetapi banyak orang yang menganggap bahwa lawan daripada cinta adalah ketidakpedulian.
Benci (hate) adalah salah satu bagian dari sifat-sifat manusia.
Dalam ilmu psikologi, Dr. Sigmund Freud mendefinisikan benci sebagai pernyataan ego (ke-akuan) yang ingin menghancurkan sumber-sumber ketidak bahagiaannya.
Definisi benci yang lebih baru menurut Penguin Dictionary of Psychology (Wikipedia) adalah “emosi yang dalam dan bertahan kuat, yang mengekspresikan permusuhan dan kemarahan terhadap seseorang, kelompok, atau objek tertentu”.
Cara meredakan / mengurangi kebencian terhadap orang lain :
1. Bersabar
Dalam kehidupan sehari-hari semua orang akan menghadapi berbagai masalah. Untuk menghadapi semua itu diperlukan adanya kesabaran. Kita pasti akan menderita sakit baik fisik maupun mental, sehingga diperlukan adanya kesabaran untuk menghadapinya. Banyak manfaat dapat diperoleh jika kita mengetahui bagaimana mengatasi rasa sakit itu dengan kesabaran, karena banyak kerusakan fisik yang diakibatkan oleh kebiasaan berfikir buruk. Sikap mental yang tidak sehat dan ketakutan yang tidak perlu akan mengakibatkan penderitaan. Keadaan seperti ini akan lebih baik apabila dihadapi dengan penuh kesabaran. Kesabaran disebut sebagai salah satu ciri manusia religius, yang disertai ketulusan, pengertian dan cinta kasih. Orang yang memiliki empat sifat ini dikatakan pantas untuk dihormati.
2. Pikirkan dampak negative dari membenci orang
Akibat dari membenci seseorang dalam kata lain naik darah dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, seperti:
a. Depresi
Terus-menerus menyimpan rasa marah dapat berujung pada depresi. Hal itu akan memicu serangkaian perilaku yang membahayakan kesehatan seperti merokok dan minum minuman keras. Terkadang, orang menggunakan amarah untuk meluapkan perasaan depresi dan ketidakberdayaan. Amarah bukanlah rasa alamiah yang menyehatkan. Maka itu, bila terus dirasakan, kesehatan kita pun akan terancam.
b. Gangguan Saraf Otak
c. Sakit kepala – jangka waktu singkat
d. Serangan jantung – jangka waktu panjang
e. Insomnia
f. Letih
Selain itu, kebencian terhadap seseorang juga dapat menyebabkan kita sendiri terasing karena bisa jadi orang yang kita benci memberitahu keburukan-keburukan kita kepada orang lain sehingga kita juga ikut dibenci.
3. Tidak membalasnya dengan kata-kata yang kasar pula
Orang yang membalas kekasaran dengan kekasaran, kejahatan dengan kejahatan, ibarat api ditambah api, maka akan semakin merajalela dan kebakaran akan semakin meluas. Sifat api yang panas, bukan dilawan dengan panas pula, tapi dengan lawannya, yaitu air yang dingin. Api di balas dengan air, panas di balas dengan dingin, kekerasan di balas dengan kelembutan dan caci maki dibalas dengan doa!
4. Santai saja
Kritikan atau hantaman yang begitu keras biasanya membuat ketabahan dan kesabaran semakin tinggi. Ibarat baja yang dipukul palu, bertalu-talu, semakin dihantam semakin kuat. Atau ibarat pedang yang sangat tajam, awalnya adalah besi baja yang dipanaskan atau dibakar dengn suhu yang tinggi dan ditempa sedemikian rupa, pada saat yang tepat besi baja tadi dibentuk dan jadilah pedang yang tajam! Jadi, tak setiap hantaman itu buruk, tak setiap kritikan menjatuhkan dan tak setiap yang hitam itu lumpur, bahkan bisa jadi emas hitam atau minyak! Itulah pentingnya berpikir postitif pada setiap apapun yang menimpa. Kebencian pada sesama menimbulkan kehancuran yang sama dimana-mana.
5. Biasakan menerima kritikan dari orang lain
Apapun bentuknya kritikan adalah pupuk yang sangat subur untuk sebuah tanaman. Ibarat pohon, suburnya justru ketika diberikan pupuk dan pupuk yang terbaik adalah kotoran, yang disebut pupuk kandang. Jadi tak setiap yang kotor itu buruk dan sebaliknya tak setiap yang kelihatan tenang itu baik, bisa saja menghanyutkan. Dunia tak akan sempurna tanpa adanya perbaikan, perbaikan tak akan terjadi tanpa kritikan, dan kritikan tak bermanfaat bila disampaikan dengan cara yang salah dan dengan situasi dan kondisi yang tak memungkinkan.
6. Musuhmu adalah kawan setia yang sangat jujur.
Hanya musuhlah yang dengan terang-terangan mengatakan kelemahan-kelemahan Anda, hanya musuhlah yang berani dengan terang-terangan mengatakan kekurangan, keburukan, kesalahan Anda dan itu tak tanggung-tanggung, terkadang dilakukan di depan orang lain, bahkan di depan umum! Sakit memang rasanya, tapi dibalik itu terungkaplah apa-apa yang sela ini ditutupi oleh kawan-kawan Anda, oh ternyata Anda banyak salahnya, banyak kekurangannya, banyak keburukannnya, dsb. Dengan demikian, anda jadi introspeksi diri, “oh Saya itu begitu toh!” Sambil berguman dan manggut-manggut.
7. Tidak semua manusia itu baik pada Anda dan tak semua manusia itu jahat pada Anda.
Jadi, ketika begitu banyak pujian yang Anda dapatkan dari orang-orang sekitar, jangan lupa ada orang-orang yang tak suka pada Anda dengan alasan masing-masing, dengan demikian Anda tak bisa sombong karenanya. Namun ketika begitu banyak hinaan, caci maki dan lain sebagainya jangan terlalu sakit hati tapi ubahlah perilaku Anda, ingatlah masih ada orang yang mencintai dan menyayangi Anda, bisa keluarga, saudara, teman atau sahabat, dengan demikian Anda tak rendah diri, Anda masih punya harapan.
8. Maafkan orang lain sebelum diminta
Bisa saja orang itu mencaci maki atau menghina Anda dikarenakan orang itu tak tahu siapa Anda yang sebenarnya. “Maafkan orang yang membencimu”, begitulah orang bijak berkata. Bukankah memaafkan itu lebih baik, dengan demikian rasa sakit akan mereda bila maaf sudah diberikan.
9. Mengingat akan siksa Allah yang pedih
10. Menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan dalam diri kita (introspeksi diri)
11. Bersikap terbuka
12. Mengerti bahwa setiap orang memiliki karakter yang berbeda, sehingga kita harus memakluminya
13. Jika seseorang tersebut berbuat sikap yang tidak baik, sebisa mungkin kita tegur dengan cara yang halus.
Tahap-tahap dalam proses perenggangan hubungan pun dirinci Knapp. Menurutnya tahap-tahap tersebut ialah membeda-bedakan (differentiating), membatasi (circumscribing), memacetkan (stagnating), menghidari (avoiding), dan memutuskan (terminating).
Perenggangan hubungan biasanya diawali dengan tahap membeda-bedakan. Apa yang mulai dikerjakan bersama, seperti misalnya makan bersama, mulai dilakukan sendiri-sendiri. Keakuhan mulai ditonjolkan, toleransi terhadap kekhasan pihak lain mulai menurun. Pada tahap ini kita mungkin mendengar bahwa “milik kita” berubah menjadi “milikku” atau “milikmu”.
Tahap perenggangan berikut ialah kegiatan membatasi. Menurut Knapp pada tahap ini pembahasan mengenai hubungan mulai dihindari. Pokok pembicaraan menjadi lebih dangkal dan sempit. Komunikasi mulai bersifat disosiatif, suatu pernyataan cenderung cenderung ditanggapi dengan bantahan, sangkalan, keluhan, larangan, perintah. Apakah anda belum pernah mengerti ucapan-ucapan seperti “ini uangku sendiri, bukan uangmu”, “kamu tidak pernah mengerti perasaanku”, “jangan pegang aku”, “urus saja urusanmu sendiri”, “ambil saja sendiri, saya bukan pembantu kamu”?
Pada tahap memacetkan komunikasi sudah macet. Bila pun ada komunikasi maka ini dilakukan karena terpaksa dan dilaksanakan dengan sangat hati-hati. Perbedaan antara kedua belah pihak telah sedemikian besarnya sehingga untuk membicarakan hal yang paling sederhanapu masing-masing pihak merasa ragu karena mengkhawatirkan terjadinya benturan.
Bilamana para pelaku yang hubungannya telah macet terpaksa harus tetap berada di tempat yang sama, mereka akan berusaha untuk saling menghindari. Mungkin sewaktu masih di masa sekolah dasar atau menengah anda pun pernah menyaksikan atau bahkan mengalami sendiri bagaimana seorang anak menghindari jalan, gedung atau ruangan tertentu agar tidak dijumpai seorang anak lain dengan siapa ia tidak ingin menjalin hubungan lagi. Kontak rutin dalam bentuk pertemuan, kunjungan atau bentuk komunikasi lain menjadi semakin berkurang dan akhirnya berhenti. Mula-mula dengan berbagai alasan, dan akhirnya mungkin sudah tidak disertai alasan apapun.
Tahap terakhir dalam kerenggangan hubungan ialah tahap pemutusan hubungan. Menurut Knapp pada tahap ini pemutusan dikomunikasikan melalui pernyataan mengenai jarak dan pemisahan diri. Dengan adanya jarak komunikasi dharapkan agar terhalang, dengan berlangsungnya pemisahan diri masing-masing pihak diharapkan dapat meneruskan hidupnya tanpa kehadiran pihak lain.
Kebencian cenderung mengarah kepada hal yang buruk serta merugikan. Oleh karena itu kami akan menyebutkan beberapa dampak negatif dari memendam rasa benci, yaitu antara lain :
1. Tidak memberikan keuntungan baik dari segi moral maupun material
2. Hanya akan membuat perasaan kita semakin terbakar, sakit, teraniaya
3. Menghilangkan perasaan bahagia
4. Dapat menyebabkan psikosomatik
5. Dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental
6. Menimbulkan rasa cemas, gelisah
7. Merusak pertemanan
8. Putusnya komunikasi
9. Membuat kita ingin berbuat jahat
F. Hipotesis
Berdasarkan survey dari suatu populasi yang diambil sampel sebanyak 8 orang, kami menyimpulkan bahwa mereka memendam rasa benci kepada seseorang berdasarkan sifat, sikap, dan perilakunya yang tidak disukai oleh mereka. Contohnya antara lain: Sikapnya yang ceroboh, berisik, banyak bicara, sifatnya yang egois, galak, dll.
G. Metodologi Penelitian
Tempat dan Waktu Penelitian :
è Penelitian dilakukan di kelas X MIPA 7 SMAN 1 Sragen pada waktu penelitian selama 8 bulan, terhitung mulai dari tanggal 21 Agustus sampai 21 April tahun 2014.
Populasi dan Sampel :
è Populasi murid-murid X MIPA 7 yang diambil sampel 8 orang.
Variabel Penelitian :
è - Variabel Bebas à Kebencian
- Variabel Tergantung à Karakter dan Sikap Seseorang
Instrumen Penelitian :
è Wawancara/Interview
Teknik Pengolahan Data :
è Statistik Inferensial
H. Daftar Pustaka
· Buku “Pengantar Sosiologi” dari berjumpa sampai berpisah hal. 53
· Buku “Pengantar Sosiologi” dimensi sikap hal. 143
· LKS Sosiologi bab 4 hal.34-38